Kamis, 08 Januari 2015

Day Diary (8 Januari 2015)

Sandra Dewa's Logo

Sekilas Info:
Demi memenuhi permintaan beberapa pengunjung, kolom untuk komentar telah aku munculkan, tepatnya setelah postingan Day Diary ke 5, beberapa hari lalu. Thanks. ;)

"Hahaha, udah kaya pasar malam aja blogmu ada pengunjungnya, bro." Hahaha, istilahnya memang begitu, bro. Jadi blogku bukan pasar malam. 

"Bukan Pasar Malam, novel Pramoedya Ananta Toer, bos." Betul, mbah Pram adalah sosok idolaku dalam dunia literasi. :D

"Eh, emang kenapa engga pakai kolom komentar dari awal, Kak?" Berhubung postingan ini mengusung konsep diary harian, sudah tentu tidak ada diary yang dapat dikomentari oleh orang lain kan? :D

"Lah, terus ngapain elo pake bikin konsep postingan diary segala?" Alasan utamanya adalah agar orang-orang tertarik untuk membaca postinganku, karena berdasarkan survey Cak Sandra tidak ada orang yang tidak tertarik untuk membaca "tulisan pribadi" seseorang dalam sebuah diary, atau lebih membumi dengan sebutan binder. :D

"Oh, betul. Memang diary seseorang sangat membuat penasaran dan menarik untuk dibaca." Tentu, penasaran dengan hal-hal yang bersifat rahasia sudah menjadi tabiat manusia modern. Buktinya adalah semakin maraknya pria maupun wanita yang menontonkan bagian-bagian tubuh pribadi yang tak layak diketahui oleh orang lain. :D

Sudah cukup infonya yang ternyata tidak sekilas, lanjut dengan ceritaku hari ini yang penuh keberuntungan. :)

Jadi, hari ini adalah hari terakhirku UAS. Tepatnya tadi pagi, dalam kondisi mata yang terkantuk-kantuk aku berjuang untuk mengerjakan soal-soal ujian mata kuliah matematika teknik yang dosennya sangat aku sukai.

"Hah, dosennya aja? Kenapa?" Dosennya cantik dan dosen ini hanya satu-satunya dosen yang perhatian dan memberikan dukungan dengan hobiku menulis, bung. :))

Soal Ujian Matematika Teknikku


Walaupun cantik dan perhatian, tetapi soal ujiannya tetap mematikan. Inilah mata kuliah anak teknik. Soal-soalnya memang simple, seperti contoh soal di nomor satu:  

y"(t) + 5y'(t) + 6(t) = x(t)

Tetapi cara dan proses pengerjaannya tidaklah se-simple soal-soalnya. -_-"

Sebetulnya, menurut perhitungan tim pendataan absensi mahasiswa di fakultas, aku tidak diperbolehkan untuk mengikuti UAS, karena ketidak-hadiranku dalam waktu kuliah matematika teknik melebihi batas toleransi.  

Bukti Otentik (Sengaja Diblur) :v


"Wah, tapi kok bisa ikut ujian, kak?" Itulah yang aku maksud dengan hari penuh dengan keberuntungan. Pengawas ujian dari pihak mahasiswa adalah kakak kelasku yang ganteng kalem, lalu dari pihak kampus adalah pegawai di laboratorium tenaga listrik yang ganteng kalem juga. 

Maka dari itu, karena kami sama-sama ganteng kalem, dilarang ujian? Kalem aja, lanjut terus. :D

Aku pun mengikuti ujian dengan rasa percaya diri yang tinggi, larangan ujian kan hanya sebatas kertas bertuliskan nama dan NRPku saja. Namun sayang seribu sayang, rasa percaya diriku tak dapat membantuku untuk bisa mengerjakan soal-soal ujiannya. :'(

"Lah, elo engga belajar sebelumnya?" Belajar, tapi otak gue tidak diberkahi dengan kepandaian, hanya diberkahi dengan kecerdasan. :) *uhuk

Tapi ternyata keberuntungan masih berlanjut, terutama setelah mendengar kode PERSIB. :D

"Persib, kode apakah gerangan, bung?" Kode untuk menyalakan bluetooth. :v

Kode ini diciptakan oleh adik-adik kelasku, mereka sangat perhatian dengan kemelaratanku yang tengah duduk terpatung di kursi paling depan. 

"Bukannya engga mau nyontek lagi, Kak?" Siapa yang nyontek? Kejadian tadi hanyalah keberuntungan semata, terjadi tanpa ada persetujuan hitam di atas putih. wkwkwk :D

Tapi kenyataan berkehendak lain: "Aku duduk di kursi paling depan! Tepat di hadapan para pengawas ujian. hiks :''("

Subhanallah, ternyata keberuntungan hadir kembali. Pengawas ujian dari pihak kampus meninggalkan ruang ujian entah ke mana, lalu dari pihak mahasiswa seolah mencampakan kami berdelapan. Yah, hanya ada delapan mahasiswa yang mengikuti ujian, delapan mahasiswa expired.

Anda sudah menduga apa yang akan saya lakukan? Tepat, 100 poin untuk Anda. ;)

Kejadian yang telah aku alami hari ini mengajarkanku bahwa memiliki banyak relasi dan hubungan kerjasama yang baik, akan menimbulkan dampak yang baik juga dalam waktu yang tak menentu.  

Tetapi kisahku di atas kurang layak untuk dicontoh, sangat berbahaya karena dapat mencemari kualitas pelajar Indonesia, kecuali dalam kondisi ujian yang mendesak.  wkwkwk :v

Menambah relasi di berbagai bidang menjadi targetku di tahun 2015. Semoga saja tahun ini relasiku bertambah banyak, terutama dalam urusan pekerjaan dan percintaan. :)

Sandra Dewa

5 komentar:

Rizky Kaw mengatakan...

Luar biasa sekali kak, setelah membaca catatan pribadi kakak, saya jadi terinspirasi untuk mengikuti UAS saya pada hari sabtu besok.

Dini Febia mengatakan...

Wah. iya lah itu.. kalem + kalem = kalem-kalem. hahaha. selesai ujian? wow, kok bisa foto soalnya sih? >.<

Dini Febia mengatakan...

Iya lah itu.. kalem + kalem = kalem-kalem. hahaha. wow, itu kok bisa foto soalnya sih? ga sekalian foto di ruang tes waktu ngerjain juga *eeh

Unknown mengatakan...

Wah, ternyata tulisan saya inspiratif juga untuk Anda, bung Waki? Sungguh di luar dugaan. :D

Unknown mengatakan...

Tadinya malah mau foto groufie bareng pengawas ujiannya, mba. Tapi mereka nolak, karena takut kekalemannya terkalahkan kalau difoto. :v