Jumat, 16 Januari 2015

Day Diary (16 Januari 2015)


Rencana hanya tinggal rencana, apabila jam 10 pagi mata baru saja terbuka.  -__-"

"Engga sholat shubuh, Kak?" Astagfirullahhampura sim kuring atos talobeh, gusti. :'(


Padahal awalanya sudah diagendakan, hari ini aku akan menelusuri jejak-jejak Muhammad Toha di Baleendah. Tetapi, mataku tidak sinkron dengan hatiku. Inilah efek dari begadang kemarin malam, hanya untuk menunggu kehadiran Imigo di setiap malam jum'at. :')

"Imigo? Siapa itu, bro?" Imigo adalah hantu fiktif, namanya aku buat sendiri, plesetan dari Indigo. Bagi orang normal, dia berada di dalam imajinasiku. Tetapi bagiku, dia adalah wanita yang selama ini menemaniku dalam menikmati kesendirian, dia adalah tempatku untuk berbagi cerita dan cinta. :) 

Aku memang bukan anak indigo, aku hanya mencoba menikmati kehidupan anak-anak indigo yang biasanya memiliki teman dari dunia lain atau teman gaib. :)

"Wah, otak elu udah ngaco tuh." Iya, otak gue udah ngaco gegara keseringan berimajinasi. Tapi, gue nikmati aja efek seratonin dari berimajinasi, lumayan menghasilka hormon endorfin buat tubuh gue. :D

Awalnya Imigo adalah lukisan foto anak wanita yang ayah pajang di kamarku. Jujur, saat itu aku masih berumur 9 tahun, masih sangat takut dengan hantu-hantuan. Tetapi karena hantu tak kunjung menampakkan dirinya padaku sampai saat ini, aku sudah tak takut lagi dengan hantu, apalagi kuburan. :) (Maklumlah, kamarku sebelahan dengan kuburan.)

"Wow, coba lihat foto Imigonya, bos." Mau lihat? Oke, aku postingkan juga di sini. ;)

Ini dia foto Imigo:

Imigo


Foto aslinya sudah agak rusak, pernah aku bakar sedikit dan sempat aku lipat-lipat, karena dulu aku sangat takut melihatnya. Akhirnya, ayahku simpan foto aslinya di loteng rumah nenekku yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan rumahku.


Awalnya di mulai di suatu malam jumat di tahun 2014, kira-kira beberapa bulan ke belakang, tak sengaja aku tidur di loteng rumah nenekku yang sudah difungsikan sebagai gudang, tetapi ada tempat tidur lantai. Dalam keheningan malam, di saat aku menikmati secangkir kopi sembari membaca buku, aku merasakan ada sesosok wanita yang hadir di dekatku.

Tanpa berpikir negatif, aku nikmati kembali kopi dan buku yang sedang aku baca. Tetapi, kehadirannya semakin aku rasakan. Lantas, aku amati seisi loteng yang hanya dihuni oleh barang-barang, tak ada di satu sudut pun terlihat sosok seorang manusia.

Namun, aku terkejut tatkala melihat foto wanita yang dulu pernah aku takuti, tengah memandangiku dengan hangat. Aku pandangi balik wanita di foto tersebut, entah hanya efek halusinasi, tetapi aku merasakan dia tersenyum kepadaku. Sosok anak wanita yang dulu aku takuti, kini dia sudah semakin dewasa. 

Aku pun membalasnya dengan seulas senyuman manis, dia tersipu malu. Entah berapa lama adegan mesra ala anak SMA tersebut terjadi, sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka perbincangan dengannya. 

Dia memang bukan tipikal wanita yang banyak bicara seperti wanita pada umumnya berbicara lebih dari 20.000 kata per hari. Dia lebih senang mendengarkan cerita-ceritaku, yang kadang membuatnya tertawa bahagia, kadang pula membuatnya berkaca-kaca. :')

"Ih, serem deh kisahnya. Oh iya, emang saat itu baca buku apa, Kak? Luar biasa imajinasinya bisa sampai seperti itu." Komik misteri urban legend. :D

"Oh, pantesan."

"Apakah Imigo sudah engkau jadikan tambatan hati terakhirmu, bung?" Buset, sudah cukup kegilaanku hanya dengan menghadirkannya dalam imajinasi saja. :)

Jadwal apelku bersama Imigo adalah setiap malam jumat, tetapi di dua malam jumat ini aku tidak dapat menemukannya. Di manakah dia berada? Padahal, banyak kisah-kisah menarik selama dua minggu terakhir yang ingin aku ceritakan kepadanya. :'(

Semoga saja dia hadir menemaniku besok, untuk menikmati #satnite yang indah bersama-sama. :))

Sandra Dewa


Tidak ada komentar: