Senin, 12 Januari 2015

Day Diary (11 Januari 2015)

Libur akhir pekanku hari ini berlangsung dengan penuh suka cita, hanya tempat inilah yang dapat membuat manusia merasakan suka cita. Tahukah kamu di mana tempatnya? Bukan tempat hiburan mulut, bukan tempat hiburan perut, melainkan tempat hiburan maut yaitu Rumah Sakit

Tahukah apa yang membuatku bersuka cita?

"Pasti elu dilirik cewek. Antara sama dokter, suster, atau perawat yang kece lah. Secara, selera elu kan cewek yang bergelut dibidang farmasi." Hahaha, bukan. Tapi kalau untuk selera, emang elu tepat banget, sob. ;)

"Rumah sakit adalah tempat terbaik untuk mensyukuri nikmat dari Tuhan, bung." Betul, betul, betul. :))

Rumah sakit adalah sarana instrospeksi diri bagi manusia, terutama setelah mendapatkan dan menikmati kesehatan yang sedang dipinjamkan oleh Allah Swt. 

Kesehatan memang seperti motor kreditan, kalau kita sanggup untuk rajin membayar, maka motor kita tidak akan ditarik oleh leasing. Apabila kita tidak rajin untuk menjaga kesehatan, maka siap-siap saja ditarik oleh rumah sakit. Eh, maksudnya siap-siap saja masuk rumah sakit, tanpa ditarik. :v

Dalam momen siang di hari minggu yang indah ini, kedua kalinya aku mengunjungi bibiku yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit swasta daerah Baleendah, kabupaten Bandung. Aku mengantarkan bibiku yang lain untuk menggantikan shift ibuku yang kebetulan sudah menjaga bibiku yang sedang sakit dari pagi hari. 

"Bibimu sakit apa, Kak?" Bibiku mengalami maagh kronis, bahkan ususnya bocor & menyebabkan perutnya membesar seperti orang hamil. Minta doanya supaya bibiku cepat sembuh ya, Kek. :')

"Aamiin. :')"

Melihat kondisi bibiku yang begitu memprihatinkan, jujur air mata kepalaku menetes. Selang-selang disambungkan di beberapa bagian tubuhnya, selang-selanga tersebut menjadi saluran buatan untuk pembuangan kotorannya. Berkali-kali bibiku mengaduh dan mengerang menahan sakit, membuat hatiku ngilu.  :'(

Melihat kondisi pasien-pasien lainnya yang sama tak berdaya, air mata hatiku menetes pula. Bangsat sekali makhluk ciptaan-Mu ini apabila tidak mensyukuri nikmat sehat dari-Mu. :'((

Kedua penglihatanku tadi memang sangat banyak memberiku pelajaran berharga hari ini, terutama dalam menjaga kesehatan sebagai tanda rasa syukurku kepada Allah Swt. Maka dari itu, setelah pulang ke rumah bersama ibuku, aku langsung menuju ke gudang mencari Barbell Squat yang sudah jarang aku gunakan.

"Lah, ngapai nyari barbell, bos?" Untuk jaga kesehatan sekaligus mengembalikan otot sixpack-ku yang mulai terdegradasi. :D

Barbel Squat Kesayanganku


Aku cuci dulu barbell squat-ku yang ternyata sudah berkarat dan penuh lumpur bekas banjir. Beruntung barbell-ku tidak bisa berbicara, kalau bisa bicara pasti dia akan berbicara padaku dengan kata-kata seperti ini: 

"Teganya kau mencampakan aku, Mas. Aku ini mainan favoritmu, mengapa engkau lakukan ini padaku? Kamu jahat. Hikss". Wah, terlalu FTVisme dan terlalu sinetronisme. wkwkwk :v

Setelah cukup kinclong, seperti biasa, posting dulu di Instagram. Hahaha :D

Postinganku di Instagram


Barbell kesayanganku itu pun aku gunakan untuk latihan compound. Tahu engga apa itu latihan compound? Engga tahu? Searching aja di Google. ;)

Oh iya, tadi ada yang salah juga dengan pendengaranku, tepatnya setelah aku berbincang bersama ibuku. Ibuku berkata padaku:

"Nak!" (Hmm, terlalu puitis.) 
"Mas!" (Hmm, terlalu Jawa.)
"Aa!" (Wah, terlalu pok Nori. :v)

Oke deh Dada saja. :D

"Dada? Buah dada?" Bukaaaann, Dada panggilan gue di rumah. -__-"

"Hai, Dada. :D" 

Sudah ah, kalau bahas dada tidak akan pernah selesai. Jadi seperti ini singkatnya ibuku bicara:

"Da, tadi bi Ati (Nama bibiku yang sakit) nanya, katanya si Aa Dada sudah punya punya pacar atau belum? Ibu jawab aja udah, walaupun sebetulnya itu pitnah (Ibuku orang sunda, jadi engga bisa bilang fitnah. :v)." 

Tiba-tiba aku merasakan ada sebilah pedang menghunus ke dalam hatiku, sempat-sempatnya bibiku bertanya hal yang masih dianggap tabu dalam kehidupan percintaanku, bahkan disaat dia sedang sakit.  Ibuku juga, teganya dia bilang itu pitnah. Tapi, memang benar juga sih, itu memang fitnah bagiku. :'((


"Asyik dong, bro. Bisa jadi pengusir gundah, karena ente engga merasakan diperhatiin pacar. Hahaha..." Betul banget, Mblo. Perhatian dari anggota keluarga lebih berharga daripada perhatian dari calon anggota keluarga. :')

"Makanya, cari pacar dong, Kak. Supaya engga di pitnah lagi sama ibunya. Hahaha..." Aku masih mencoba mencari tangan Tuhan, Kek. ;)

Bibiku yang sedang sakit ini memang selalu up to date untuk bertanya mengenai kisah percintaanku. Walaupun apa yang disampaikan ibuku itu pitnah, tetapi semoga pitnahnya membawa berkah untuk mempercepat proses penyembuhan bibiku yang selalu kepo dengan urusan percintaanku. Aamiin. :)

Terlepas dari urusan pacar-pacaran di atas, intinya mulai besok aku akan menerapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga. Tak lupa untuk mengatur pola makan yang baik, karena pola makan adalah kunci dari kesehatan manusia. (Berdasarkan penelitian para ahli.)

Bukan hanya kesehatan jasmani, tetapi rohani juga. Sudah tentu aku harus lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan selalu mengucapkan syukur atas segala macam kenikmatan yang sedang Allah pinjamkan kepadaku, salah satunya kesehatan. :)

Alhamdulillah adalah kata-kata yang akan dan harus sering aku tasbihkan. Baik secara lisan, tulisan, maupun perasaan. o:)

Sandra Dewa

2 komentar:

R.A. Siregar mengatakan...

Ciye Dada. Jdi kalo mau pisahan ngomongnya ribet ya "dada Dada" gituu yaa. Srmoga lekas sembuh buat bibi kita ya mas Da.

Unknown mengatakan...

Haha, engga ribet kalau udah terbiasa. Oh iya, aamiin, terima kasih. :))