Jumat, 30 Januari 2015

Day Diary (30 Januari 2015)

Beberapa hari ini kesibukanku di dunia nyata merenggut kenikmatanku melakukan aktifitas blogging. Sudah dua hari ini, dua buah postinganku tidak terlalu bagus, hanya sebagai tempat memajang foto-foto dokumentasi acara.

"Mungkin kamu lelah, bung." Iya, mungkin aku lelah. :')

Mungkin aku sedang merasakan semangatku untuk menulis postingan Day Diary di blog mulai sedikit terganggu, apalagi semenjak proses perkuliahan sudah berlangsung. Alhasil, blog masuk ke daftar cadangan perhatianku. :'(

Hari ini berlangsung monoton: Bangun pagi, kuliah, pulang ke rumah, tidur, kerja. Sehingga tak ada hal yang menarik yang bisa aku tuliskan. 

"Ayo, tunjukan kembali semangatmu, Kak." Iya, aku masih mencari suplai energi baru, Kek. :)

Barangkali, besok aku harus bersepeda kembali agar mendapatkan lebih banyak bahan untuk ditulis. Aha! Betul, aku besok akan bersepeda. Entah ke mana tujuannya, tetapi yang paling penting akan mengunjungi tempat yang baru. :)

Selain itu, besok aku juga akan mengerjakan laporan kerja praktekku yang sudah satu tahun terbengkalai. Semangat!!!

Sandra Dewa

Day Diary (29 Januari 2015)

Alhamdulillah, hanya satu kata yang terkecap dalam postingan hari ini, untuk apa? Untuk foto-foto di bawah. :)

Meja Registrasi Peserta Acara

Pembukaan Acara Oleh Mang Jamal

Peserta Acara Talkshow Entrepreneur & Beauty Class


Foto-foto di atas adalah beberapa momen saat acara Marina Beauty Roadshow "One Minute to Glow", acaranya sukses walaupun tidak memenuhi target peserta yang ingin dicapai. Tetapi, hal yang paling penting adalah acara dapat terselenggarakan dengan baik. :)

Berhubung sudah larut malam dan besok aku kuliah pagi, jadi postinganku hari ini agak statis. Maaf, kawan-kawan. :D

Sandra Dewa

Kamis, 29 Januari 2015

Day Diary (28 Januari 2015)

Stage Marina Beauty Roadshow Itenas

Alhamdulillah, persiapan acara Marina Beauty Roadshow "One Minute to Beatuy" telah selesai. Peluh keringat, lelah langkah, akan tergantikan dengan kesuksesan acaranya esok hari. aamiin. :D

Acara ini diperuntukan bagi wanita. Dalam acara ini akan ada talkshow entrepreneurshipbeauty class, serta acara-acara hiburan lainnya yang tak kalah seru untuk dinikmati para kaum hawa. :)

"Pria tak boleh, bung?" Boleh saja, asalkan datang sebagai hijabers saja besok. :v

Bagi yang berminat untuk ikutan, dapat melihat informasi lebih lengkap di akun Instagram @sandradewa_. ;) 

(Postingannya bersambung untuk diedit, postingannya belum beres, aku terlalu lelah untuk memandangi layar laptop. :D)

Crew Event Organizer Sahabat Marina "Cantik, Cantik, Cantik"

Dodo & Hadi Sedang Memperbincangkan "Mainan Anak"

Beni, Ketua ICR (Penerusku)

Beni (Kiri) Dodo (Kanan)

Gun & Rakha Tengah Melakukan Pendataan

Prosesi Makan Bersama, disponsori oleh Marina & Mas Ato Fried Rice

Teh Dinda Lagi SMS Peserta Acara

Kami Sudah Lelah

Selasa, 27 Januari 2015

Day Diary (27 Januari 2015)

Selasa terakhir di bulan Januari, tidak ada yang menarik hari ini selain lagu-lagu The Tielman Brothers yang rutin mengalun dari speaker laptopku. :D


"Dikau suka The Tielman Brothers, bung?" Tentu, sahaya sangat menyukai karya-karya mereka, bang. Baik karya mereka dari seni musik yang sarat akan arti dalam setiap lantunan nada dan untaian liriknya, maupun dari seni pertunjukannya yang kreatif dan gokil. :)



Hari selasa berjalan seperti biasa: Bangun tidur, mandi, pergi ke kantor Penerbit Mizan, makan, lantas bersenggama bersama TweetDeck dan Hootsuite. Kuliah? Ah, selasa hari libur kuliah di jurusanku, tetapi hari sabtu aku tak pernah libur. :'(

"Hari sabtu kuliah, bro?" Iya, kenapa?

"Hebat, semakin lama waktu kuliah, pasti hasilnya akan semakin baik. Oh iya, apa dampak yang sudah terasa setelah kuliah juga di hari sabtu?" Kuliah semakin malas, karena waktu kuliah dibuat terlalu semena-mena. wkwkwkw

Pegawai negeri juga yang kerjanya tak seberapa dan kinerjanya tak seberapa, tetapi gajinya luar biasa dan diberikan jatah liburan yang dapat membuat terlena.

"Itu karena kerja yang menggunakan otak lebih besar penghasilannya daripada kerja yang menggunakan otot." Memang, tapi orang yang kerja menggunakan otak lebih sering lupa diri, karena jarak otak ke hati lebih jauh daripada jarak otot ke hati. :)

Ah, sudahlah, terlalu banyak mengkritik tidak baik bagi kesehatan. :v

"Iya gitu, Kak?" Iya, karena para kritikus kerjanya duduk-duduk aja, justru yang dikritik yang lebih gerak. :D

"Hahaha... ada-ada aja, bos. :D" Hahaha... Aku memang ada, tetapi dia tak ada. :')

"Dia siapa?" Dia adalah tanaman jiwaku. :)

"Bunga jiwa bukan tanaman jiwa, bro. :)" Aku adalah tanah humus yang sudah digemburkan, membutuhkan tanaman agar terlihat hidup. Bunga hanyalah pertanda, bahwa kehidupan kami sedang berlangsung dengan baik, pabila bunganya menguncup, berarti hidup kami belum baik. :)

Aku menjadi sosok puitis setelah sosokmu hadir dalam kehidupanku, tulang rusukku. :) 

Ah, sudahlah, kisah di atas mungkin hanya kisah fiktif belaka.

Berhubung besok kuliah pagi, pagi sekali, bersama dosen yang paling disegani, jadi aku akan tidur lebih dini hari ini. ;)

Sandra Dewa


Senin, 26 Januari 2015

Day Diary (26 Januari 2015)

Alhamdulillah, hasil semesterku buruk, beberapa mata kuliahku tidak lulus. Walaupun membuat proses studi es satu yang aku perjuangkan akan lebih lama (lagi), tetapi tak apa lah, karena aku tahu semua ini adalah skenario Tuhan, skenario paling sempurna, skenario yang akan indah pada waktunya. :')

"Mana foto nilai-nilainya, Kak?" Tidak ada, masa lalu yang kelam tak patut diabadikan dalam citra, cukup dibakar agar menjadi bara bagi api semangat. :D

"Skenario Tuhan memang indah, bung. Tak dapat diterka oleh manusia, cukup tunggu kejutan luar biasa dari Tuhan, kelak." Betul, sangat setuju, bang. Manusia hanya dapat berusaha, sisanya biarkan Tuhan yang bertindak dan berkehendak. :)

Sangat banyak sekali manusia-manusia yang bertanya kepadaku "Kapan lulus kuliah?", padahal aku baru kuliah beberapa tahun saja, baru menginjak angka lima kalau tak salah. :v

"Elu harus semangat, bro!" Gue masih semangat, semangat untuk tidak kuliah, lantas mencari ilmu pengetahuan serta pengalaman baru, Mblo. :D

"Yailah, bukannya sedih, bos. Lah, ini, malah kayak orang seneng." Hahaha, soalnya aku sudah baca buku Ridwan Kamil, #MengubahDuniaBarengBareng. :D

Mengubah Dunia Bareng Bareng


"Wah, emang ente dapet dampak apaan sehabis baca buku kang Emil?" Ane dapat pembelajaran hidup setelah membaca buku ini. Ada pesan yang paling ane sukai yaitu:

Kita boleh miskin, tapi tidak boleh sedih

Miskin dapat bermakna luas, kurang beruntung di dunia akademik yang aku alami adalah salah satu bentuk kemiskinan, miskin keberuntungan. :D

"Jadi, miskin itu halal, Kak?" Iya, tapi belum disahkan oleh MUI dan BPOM. :D

"Miskin itu sejenis boneka, bro." Bukan, itu manekin. -____-

"Miskin itu tidak tahu malu, Gan." Tidak tahu malu???

"Iya, karena miskin adalah hilang wajah." Itu miss skin. :v


Jadi, bagi Anda yang merasa miskin: Tertawalah, tertawalah, tertawalah. wkwkwkwk :v

Tapi ingat, jangan sampai gila, karena di Indonesia tahun 2015 akan bebas dari pemasungan manusia. :D

Waduh, postingan hari ini terlalu tidak jelas. Ya sudahlah, nanti malah akunya yang gila. :v

Tetapi tak apalah, karena Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang tidak jelas, serta menteri yang tidak jelas juga. :D *Political Effect


Sandra Dewa


Minggu, 25 Januari 2015

Day Diary (25 Januari 2015)

Baleendah diselimuti mega mendung sepanjang hari, tak berapa lama hujan pun mengguyur dengan syahdu. Selain itu angin puting beliung turut melanda beberapa tempat di Baleendah. 

Bahkan membuat sekitar kurang lebih 200 rumah porak poranda (Data BNPB), pepohonan tumbang, dan menyebabkan fenomena yang sudah tidak asing, "banjir", kembali terjadi karena debit sungai Citarum meluap.

Sungai Citarum Kembali Meluap, Baleendah, Bandung.


Rumah Rusak Diterjang Angin Puting Beliung, Baleendah, Bandung.

Pohon Rubuh Oleh Angin Puting Beliung, Baleendah, Bandung.
Banjir (Lagi) di Baleendah
Ketika cuaca seperti ini terjadi, aku tidak dapat berbuat banyak selain siap siaga di rumah. Padahal aku sudah berencana menghabiskan sisa liburanku yang tinggal hari ini saja dengan berendam air panas di salah satu mata air panas di kabupaten Bandung, Ciwalini. :')

"Siaga untuk apa, Kak?" Kalau-kalau terjadi banjir dadakan dan mengelola akun Twitter @SeputarBE untuk memberikan update informasi terkini. :)

"Dibayar engga, bos?" Dibayar oleh rasa cinta terhadap tanah air. :')

Beberapa warga di Baleendah memang luar biasa, disaat terjadi bencana masih bisa menyempatkan untuk update tweet mengenai situasi & kondisi terkini di Baleendah. Tabik untuk baraya Baleendah!

Foto-foto di atas juga aku dapatkan dari kiriman beberapa followers. 

"Emang ribet ya kalau tinggal di daerah rawan banjir, bro." Begitulah, tetapi aku nikmati saja, cobaan dari Allah tidak akan pernah melampaui batas kemampuan manusia kok. :D

"Daripada susah terus-terusan, mendingan elu pindah!" Daripada

"Ane turut berduka cita untuk baraya di Baleendah. :')" Hatur nuhun. :)

"Rumahmu bagaimana, bos?" Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa. Masih aman dari terpaan angin puting beliung, banjir, dan gosip miring karena status jomblo bahagia. wkwkwk

Baiklah, aku tidak bisa terlalu lama-lama bersenggama dengan blog, karena kabar banjir yang sudah meninggi mulai terdengar dari kicauan warga Baleendah yang tinggal di bantaran kali Citarum. Ini tandanya aku harus waspada, karena jarak rumahku tidak terlalu jauh dari Citarum.

Selain itu besok aku mulai masuk kuliah (lagi), pagi-pagi (lagi). Jadi harus tidur singkat dahulu. -___-"

"Semoga tidak banjir, Kak." Aamiin, terima kasih, Kek. :)

"Selamat berjuang kembali di kampus cangcut, bung!" Siap, laksanakan, Komandan. :D

Sandra Dewa

Sabtu, 24 Januari 2015

Day Diary (24 Januari 2015)

Dr. Hiromi Shinya - Revolusi Makan
Alhamdulillah, atas izin Allah Swt. dan beberapa langkah menyembuhkan diri dengan kemampuan tubuh dari buku Revolusi Makan dari Dr. Hiromi Shinya, suhu tubuhku yang kemarin naik tiba-tiba, hari ini telah kembali pada kondisi normal. :)

"Sudah sembuh, Kak?" Alhamdulillah, sudah jauh lebih baik, Kek. :D

"Wah, ko bisa cepet begitu sembuhnya cuma karena membaca buku, bos? Pasti berobat ke dukun ya? :v" Wallahualam, jujur memang aku sembuh setelah membaca buku. Wah, engga pernah terpikirkan untuk berobat ke dukun, kalau berobat ke dukun nanti akan lebih sakit, bukan hanya jasmani bahkan rohani juga. :)

Ya, setelah membaca buku revolusi makan, aku mendapatkan pemahaman baru mengenai "kenaikan suhu tubuh". Ternyata, kenaikan suhu tubuh bukan sebuah tanda-tanda akan timbulnya penyakit, tetapi sebenarnya bertujuan mengaktifkan mekanisme kekebalan tubuh yang berfungsi untuk memusnahkan virus-virus di dalam tubuh.

"Kalo kondisinya elu kena demam berdarah, gimana tuh? Awalnya ama-sama demam juga kan?" Iya, tapi kalo demam berdarah kan ada tanda-tanda lain lagi selain kenaikan suhu, salah satunya timbul bercak-bercak merah di kulit.

"Kulit elu bercak-bercak merah juga, engga?" Kalau kulit sih engga, tapi kalau hati sih... ah sudahlah. #SatniteEffect 

"Suhu tubuh naik ke kelas berapa, bro? wkwkwk" Naik ke kelas kelas kakap, Mblo. :v

"Apakah tubuhmu anti-peluru sekarang, bung? Luar biasa!" Buset, maksudnya kekebalan tubuh terhadap penyakit, bukan kekebalan tubuh yang made in Banten. -___-

Jadi, kenaikan suhu dalam tubuh adalah upaya penyembuhan suatu penyakit secara alami. Jika mengonsumsi obat penurun panas, suhu tubuh akan kembali normal, tetapi membuat daya sembuh alami tubuh tak berfungsi.

"Biasanya ane pake obat penurun panas buat motor, khususnya kalau sudah dipakai perjalanan jauh. wkwkw" Hahaha, ente bahlul. :v

"Pertamax, Gan." Premium aja, sudah turun lagi, Gan. :v

Khasiat dari membaca buku memang sangat luar biasa, selain khasiat yang telah aku rasakan, masih banyak lagi khasiat-khasiat lain yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca buku. :)

Apakah kalian sudah gemar membaca buku dan menjadikannya aktivitas sehari-hari? Kalau belum, segeralah menjadikan kegiatan membaca buku sebagai aktivitas harianmu. Insya Allah, manfaat dan khasiatnya kentara, apabila kamu menggemarinya. :D

Sandra Dewa

Jumat, 23 Januari 2015

Day Diary (23 Januari 2015)

23 Januari 2015 adalah hari yang paling melelahkan, bukan karena bersepeda, tetapi karena waktuku habis berbaring di atas kasur. Dinginnya udara di Baleendah pagi tadi, lebih dingin dari udara yang biasanya mampir ke sela-sela jendela kamarku. 

"Emang udara yang biasanya mampir ke sela-sela jendelanya seperti apa, Kak?" Udaranya seperti teh tawar hangat. :D

"Loh, kok teh tawar hangat?" Iya, kalau aku makan di warteg, biasanya minta minum yang biasa aja, beberapa saat kemudian datang deh segelas teh tawar hangat. Jadi aku berasumsi bahwa biasa adalah teh tawar hangat. wkwkwk :v

"-____-"

Namun, setelah aku pahami kondisi tubuhku, terasa ada perbedaan dari biasanya. Permukaan kulitku terasa lebih kasar, suhu tubuhku naik, dan amandel yang menggantung di leherku terasa serak dan menyakitkan 

Oh, ini pertanda Allah sedang memberikanku kesempatan untuk sakit. Alhamdulillah. :)

Aku mencoba memberikan sugesti positif pada diriku, agar aku dapat lebih menikmati sakit yang sedang Allah anugerahkan kepadaku. Ya, sakit adalah anugerah, sehat juga anugerah. Keduanya harus dinikmati dan disyukuri. :')

Beberapa hari ini memang aku kurang menjaga pola makan dan pola tidur sehat, karena terlalu asyik bekerja. Walaupun aku sering bersepeda, tetapi menurut pakar-pakar kesehatan, pola makanlah yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Ya, mungkin Allah sedang menegurku, untuk segera menyeimbangkan pola hidup yang aku jalani. 

"Berobat ke dokter dong, bro." Engga, aku sudah mulai mengurangi kebiasaan untuk mengobati penyakit dengan ilmu pengobatan Barat. Aku sedang mencoba menyadarkan diri, bahwa aku adalah bangsa Timur, pengobatan yang cocok bagi diriku pun pasti pengobatan yang berasal dari Timur. :D

Aku mengobati tubuhku dengan teknik pijat refleksi yang aku pelajari secara otodidak. Alhamdulillah, khasiatnya cukup terasa, bahkan aku pun bisa membuat postingan untuk hari ini. ;)

Sayangnya, dalam kondisi seperti ini aku tak bisa berlama-lama untuk berhadapan di depan layar. Mungkin cukup sampai di sini saja aku menulis postingan Day Diary hari ini, aku terlalu lelah untuk menulis lebih banyak, aku butuh istirahat lebih banyak dari biasanya. 

Padahal aku ingin menuliskan opini mengenai fenomena #SaveKPK yang terjadi hari ini, tetapi apalah dayaku, energi jasadku tak sampai 60%. :')

Walaupun singkat, semoga ada hal positif yang bisa diambil dari postinganku hari ini. Jangan lupa, tetap jaga kesehatan kalian dengan mengatur pola makan & sering-seringlah berolahraga. 

Hal yang paling penting yang tak bole dilupakan, apabila sudah sehat janga lupa beribadah dan bersyukurlah atas nikmat sehat yang sedang dipinjamkan oleh Allah Swt. :)


Sandra Dewa



Kamis, 22 Januari 2015

Day Diary (22 Januari 2015)


Anona Squamosa - Buah Srikaya
Flash Fiction

Di bawah langit senja Baleendah, tampak seorang pemuda berambut panjang tengah memanen buah Anona Squamosa di halaman depan rumah neneknya. Di Indonesia, buah anona squamosa lebih akrab dengan panggilan Srikaya. 

Dia mengambil sebuah tangga, lalu tangga tersebut disandarkan di sebelah pohon srikaya, lalu dipanjatnya tangga tersebut, lalu dicarinya buah srikaya yang sudah masak dan ranum, lalu dipetiknya buah srikaya yang sudah masak dan ranum, lalu dia turun dari tangga, lalu dia memotretnya, lalu dia memostingkanya di Instagram.

Tamat


"Flash fictionnya sangat luar biasa, bung." Alhamdulillah, luar biasa apanya, bang? :D

"Luar biasa tidak penting, bung." -____-'

"Gimana rasanya, bro?" Manis.

"Gula juga manis, bro. Coba lebih dispesifikasikan lagi jawabanya, kalau perlu gunakan bahasa teknik." Oke siap, tapi tak usah dengan bahasa teknik, aku masih menikmati suasana liburan. :v

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), penjelasan mengenai srikaya dipaparkan seperti ini:

Srikaya adalah tanaman perdu yang tingginya 2 - 7 meter, buahnya berbentuk bundar, kulit luarnya kasar bermata banyak dan berwarna hijau keputih-putihan. Daging buahnya berwarna putih, kasar, berbiji banyak, dan manis rasanya.

"Tanaman perdu itu apa, Kak?" Tumbuhan kayu yang bercabang-cabang, tumbuh rendah dekat dengan permukaan tanah, dan tidak mempunyai batang yang tegak, Kek.

Pohon Srikaya di Halaman Rumah Nenekku


"Buah Srikaya bisa biki kayak engga, bos?" Engga, kalau mau kaya, coba tanya ke kucing. :D

"Lah, kok ke kucing?" Pasti kucing bilang: maok. Lalu download kamus bahasa Sunda di Google Playstore, lalu cari apa artinya maok. :v

"Meong bukan maok, Kak." Aku kan anti-mainstream, begitu pula yang terjadi dengan pendengaranku. wkwkwk

"Bukan anti-mainstream, tapi elunya aja yang budeg. -_-" Hahaha, gue belum periksa nih, soalnya dokter THT engga terima kartu BPJS. wkwkwk

Selain memanen buah srikaya, hari ini aku mengikutsertakan kembali salah satu ide dan inovasi gokilku dalam tantangan #IniAksiku dari Earth Hour Indonesia. Ide dan inovasinya adalah memanfaatkan sepatu bekas menjadi pot tanaman.

Pot Dari Sepatu Bekas
Bagaiamana, keren kan inovasiku ini? Bahkan oleh akun twitter @EHIndonesia dibuat menjadi tweet, bukan sekedar di re-tweet. :v

Engga percaya? Follow saja akun twitter @sandradewa_, nanti akan aku tunjukan bukti otentiknya. :)

Masih banyak hal-hal menarik yang bisa aku tulis dalam postingan ini, tetapi berhubung aku belum sempat menyantap buah srikaya yang sudah aku panen, jadi lebih baik makan dulu buah srikayanya sebelum kantuk menyerangku. :D

Mau juga? Datang saja ke rumahku, nanti aku beri bijinya untuk ditanam di rumahmu. Lalu bersabarlah untuk selalu memeliharanya sampai besar dan bisa berbuah, kuran lebih dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun, baru kamu bisa memakan buah srikaya. wkwkwk :v
 
Sandra Dewa

Rabu, 21 Januari 2015

Day Diary (21 Januari 2015)


Secangkir Tiramisu dan sepasang Caroza Smoked Beef menemaniku menikmati tangisan sang langit senja di rumah makan Selasih, Cikutra, Bandung. 

Tiramisu & Caroza Smoked Beef


"Posting di Instagram juga, Kak?" Sudah dong, coba aja cek di akun @sandradewa_. wkwkwk :v

"Ah, ind*cafe coffemix + risoles oge" celetuk Diki Nugraha, di kolom komentar postinganku ini di Instagram.

Kalau kata Ahok, ini komentar kurang ajar. Padahal kedua pakanku tadi sore itu total harganya 18k. -__-"

Sayang, bukti pembayarannya hilang. Entah jatuh di jalan, entah dicopet orang. Tapi sebagai bukti otentik untuk bung Diki, aku perlihatkan saja bukti pembayaran keduaku saat memesan kopi hitam, minuman favoritku. :D

Bukti pembayarannya nih, bung Diki. :D

Walaupun pengeluaran jajan soreku sudah seharga empat kali harga makan di warteg, tak apalah demi mengobati rasa penasaranku. 

"Elu empat kali makan di warteg bisa 18 ribu?" Iya, estimasi satu kali makan Rp. 4.500.

"Emang biasanya pesen apa aja di warteg, bro?" Nasi 1/2, tempe, sayur daun singkong, krupuk, dan minta kuah + bumbu ayam kecap. :v

"Luar biasa, bung!" Luar biasa apanya?

"Luar biasa jiwa mahasiswanya. :D"

Rencananya hari ini ada agenda diskusi bersama tiga ekor manusia berbadan besar: Adinda Ria Rumondang Veranita, Arlangga Sambas Moeharam, & Randika Beni Namirat. :v

"Wah, kejam banget, bos." Kejujuran memang menyakitkan. wkwkwkw 

Awalnya banyak hal positif dari perbincangan kami berempat yang bisa ditulis dalam postingan ini, tetapi gara-gara gerombolan wanita berjilbab hitam yang cantik-cantik jelita, aku jadi lupa apa yang mau aku tulis. 

Aku juga lupa tidak membawa memory eksternal kameraku, jadi gagal deh mendokumentasikan gerombolan wanita berkerudung hitamnya. :')

Tapi aku kutip saja kata-kata dari teh Dinda, tetapi telah aku revisi dari sumber aslinya, demi kemaslahatan bersama. :D


"Apa pun perjuangannya, strategi solusinya. Termasuk dalam memperjuangkan cinta."  


Kata-kata yang begitu diniatkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dilakukan dengan perbuatan oleh orang yang mengatakannya. Semoga saja amal & ibadahnya diterima di sisi Allah Swt. :D #loh

Setelah selesai berdiskusi dengan alot dan kadang terganggu oleh berbagai gangguan dari pihak luar, terutama karena hilir mudiknya wanita-wanita cantik, akhirnya kami pun berfoto groufie. :D #GaNyambung


"Yang ini jangan diposting"kata teh Dinda. :)
"Aku ko gitu sih?" kata teh Dinda lagi. (Bawaan lahir, teh. :v)

Foto di atas disimpan dalam memory internal kameraku, diambil dengan sistem timer 10 detik. Padahal bisa saja aku gunakan untuk mendokumentasikan gerombolan wanita berkerudung hitam. 

Tetapi, tiba-tiba ada bisikan yang terdengar dalam hatiku, bisikannya seperti ini:

"Woi, daripada foto cewek, orang lain pula. Lebih baik foto teman sendiri yang jelas-jelas berada di sampingmu dan berjuang bersamamu. Abadikanlah mereka dalam citramu, abadikan juga mereka dalam jiwamu." Anonim

Pongahku dalam lamunan sesaat, bisikan dari manakah gerangan? Entahlah aku tak tahu. Siapa pun dirimu, aku ucapkan terima kasih atas anjuran hebatnya, duhai bisikan gaib. :)


Sandra Dewa

Selasa, 20 Januari 2015

Day Diary (20 Januari 2015)

Hari ini aku mengikuti dua buah perlombaan foto, lomba foto #IniAksiku yang diadakan oleh Earth Hour Indonesia di Twitter dan lomba #Enevation yang diadakan oleh Kompas Muda di Instagram  

"Wah, rajin banget ikutan lomba-lomba, Kak." Iya, memang aku sering mengikuti berbagai perlombaan,  Kek. Tapi bukan hadiah yang aku kejar, melainkan proses pendewasaan diri. :)

"Proses pendewasaan diri? Apa kaitanya dengan perlombaan, bung?" Perlombaan adalah sebuah tantangan, tantangan dibutuhkan dalam proses pendewasaan diri seorang manusia. :)

Bahkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dijelaskan bahwa pendewasaan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan dewasa: proses - dipercepat oleh munculnya bermacam-macam tantangan

Tantangan akan melatih kedisiplinan, keuletan, kerajinan, keterampilan, dan konfiks pembentuk verba lainnya yang dibutuhkan untuk proses pendewasaan diri.

Jadi, sudah mengerti dampak positif dari mengikuti perlombaan terhadap proses pendewasaan diri?

"Sudah, Kak. Silahkan lanjutkan ceritanya. :D" Oke siap, segera dilaksanakan, Kek. :)

Dua perlombaan foto ini mengusung tema yang hampir sama, yaitu gerakan untuk menghemat energi yang dikemas di dalam sebuah foto. Namun konsep yang diusung oleh dua penyelenggara berbeda. 


Konsep lomba foto yang dilombakan oleh EH Indonesia adalah foto aktivitas #IniAksiku menghemat energi dalam satu minggu, dengan sub-tema yang berbeda-beda. Hari pertama, kemarin, tema foto adalah tumbler (tempat minum). Hari ini temanya adalah re-use bag atau goodie bag

Ini beberapa fotoku yang telah diikut sertakan dalam perlombaan #IniAksiku:


Sedia Tumbler Sebelum Haus Saat #BiketoCampus



Diet Kantong Plastik Saat Belanja Buku Dengan Membawa Goodie Bag
"Wah, bagi informasi lengkapnya dong, bos. Ane pengen ikutan." Kalau lomba yang ini sudah dimulai dari hari senin, ane juga baru tahunya kemarin juga dari adik kelas di kampus. 

Setahuku, lomba #IniAksiku memang bukan lomba berhadiah, hanya sekedar tantangan semata. Tetapi tak apa lah, aku tak terlalu peduli dengan hadiah. :D

"Lah, terus ngapain elu ikutan kalau engga ada hadiahnya? Cape-cape aja." Eh, elu juga udah tau kan gue sangat suka dengan yang namanya tantangan, jadi gue jabanin aja. Apalagi "menghemat energi" kan cuma hal-hal yang mudah untuk dilakukan, bagi gue sih, entahlah bagi orang lain. Apalagi lombanya cuma twitpic fotonya aja. ;)

Apalagi ada satu tema yang mengangkat mengenai "kendaraan ramah lingkungan", sudah tentu Jangkis masuk dalam kandidat tema di lomba tersebut. :D


"Kalau yang lomba Kompas muda, masih bisa, bos?" Bisa, masih ada waktu sampai tanggal 23 Januari 2015. Ayo ikutan juga!!


Untuk lomba yang diadakan oleh Kompas Muda memang cukup mudah, karena hanya ada satu tema foto saja, tetapi jujur lomba ini lebih memacu kreatifitas serta inovasiku. :)

Nah, ini dia foto yang aku ikut sertakan dalam lomba #Enervation dan sudah aku posting di akun Instagram @sandradewa_. Maaf kalau banyak narsis, namanya juga diary. :D




Aksiku Untuk Hemat Energi! #Enervation#KitadanEnergi @kompasmuda


Agar bisa menghemat energi listrik, gitar listrik dapat digunakan tanpa menggunakan speaker aktif. Cukup menggunakan aquarium sebagai medium atau perantara perambatan bunyi dari gitar listrik ke aquarium untuk melakukan proses resonansi sederhana. (Ilmu Fisika)



Caranya cukup tempelkan ujung gitar listrik ke badan aquarium, bunyi yang dihasilkan oleh gitar listrik pun akan merambat ke kaca aquarium dan membuat suara gitar listrik terdengar lebih jelas. :D



Inilah inovasi sederhanaku beraksi dan berkreatifitas dalam rangka menghemat energi @kompasmuda. :) Yuk tunjukan aksi hemat energimu dalam lomba #Enervation! Cek informasi lengkapnya di website www.kompasmuda.com




"Wah keren inovasinya, bos." Iya, pastinya aku juga akan mengatakan keren pada diriku sendiri sebagai bentuk sugesti diri, supaya kerennya menjadi nyata. Aamiin. :v

"Lomba ini cuma tantangan juga, bro?" Engga, lomba yang ini ada hadiahnya. Juara 1 mendapatkan uang tunai Rp. 3.000.000.


"Cuma juara 1 aja?" Engga, masih ada juara 2 dan juara 3. Aku hanya berusaha menuliskan target utamaku saja. :D

"Yaelah, elu bilang engga ngejar hadiah, tapi tantangan untuk proses pendewasaan diri." Hahaha, siapa tau aja gue beruntung. Soalnya kalau gue dapet hadiahnya, mau gue pake buat bayar uang kuliah semester depan. :') 

Ya, semoga saja lomba ini menjadi rezekiku dan Allah memberikan izin bagiku untuk menang, kebetulan aku jarang juga aku mendapatkan hadiah dengan nominal besar dari mengikuti berbagai macam perlombaan. :D

Sandra Dewa



Senin, 19 Januari 2015

Day Diary (19 Januari 2015)

Alhamdulillah, hari ini aku menemukan kabar gembira, tepatnya saat kembali berlabuh di kampus cangcut setelah menikmati liburan singkat bersama Jangkis. Ternyata, salah satu mata kuliah paling banyak aku ulang, "Dasar Elektronika", akhirnya lulus juga. 

Nilai akhirnya memang tidak luar biasa, terutama bagi penilaian orang awam. Tetapi bagiku pribadi, aku sudah puas dengan hasil jerih payahku tersebut, jujur aku sudah berusaha tidak menyontek saat ujian mata kuliah ini. :')

Nilai UAS yang bertabur dengan nilai E. Alhamdulillah lah. :D


"Ngulang lagi lah, Kak. Sayang banget kalau dapat nilai C." Engga ah, Kek. Lebih sayang lagi kalau waktu produktifku habis di kampus, hanya untuk mengejar IPK semata. Faktanya, IPK hanyalah untaian angka di kertas selembar, hanya akan membuat bangga saat kertasnya dipandang mata saja. :D

"Widih, ternyata banyak banget yang dapet nilai E, bro?" Iya, di jurusan gue udah biasa, malahan nilai "H" dan "tak terdefinisi" sering muncul juga. Begitulah kehidupan kami, Mblo. :')

"Ah, elu ada-ada aja. Mahasiswanya aja kali yang males." Iya, emang mahasiswanya males. Tapi sumber kemalasan timbul dari berbagai faktor, salah satunya faktor dosen yang kurang menarik. Baik dari segi cara mengajar, materi yang diajarkan, atau dari aspek yang paling penting yaitu "penampilan" dan "tampang". Gue paling males kuliah kalo dosennya cemberut melulu, marah-marah melulu, tua-tua melulu, atau jelek-jelek melulu. wkwkwk :v

"Hahaha, kalau cari yang bening-bening itu artis bukan dosen, bro." Hahaha, iya juga sih. Ya, setidaknya murah senyum lah, tapi jangan sampai gila. wkwkwk 

Andaikan saja dosen dapat dipilih sesuka hati seperti model rambut di tukang potong rambut, mungkin aku juga akan lebih menikmati prosesi kuliah dengan suka hati. :))

"Emangnya dosen makanan warteg. -_-" Hahaha, dosen mah makannya di rumah makan Padang. :v

Dalam postingan Day Diary (5 Januari 2015), aku sempat menceritakan kesialanku saat UAS mata kuliah dasar elektronika. Sang dosen yang kebetulan menjadi pengawas ujian, menemukan kertas A4 selembar yang berisi coretan-coretan latihanku pra ujian. 

Namun, memang sudah menjadi hal yang lumrah bila dalam kondisi ujian, kertas sekecil apapun pasti akan dianggap kertas contekan, walaupun kertas tersebut adalah karcis parkir sekali pun. -___-"

Aku sempat menulis sebuah doa agar sang dosen membaca postinganku tersebut dan mengetahui status sebenarnya dari kertas yang terjatuh dari saku jaketku bukanlah contekan, melainkan tulisan latihan semata.

Nah, aku pun masih bertanya-tanya dalam hati: 

"Apakah dosenku membaca tulisan di postingan day diaryku tanggal 5 Januari 2015?"  

Apapun alasannya, minumnya kopi hitam. :D


Tetapi, itu saja aku pikir yang aku akan tulis dalam postingan ini, kopi hitamku sudah habis. Selain itu, aku tak ingin menodai kebahagiaanku ini dengan materi-materi lain yang biasanya keluar tanpa disengaja saat aku menulis. :D

"Apa yang biasanya keluar, bung?" Inspirasi tulisan dong, bukan yang lain, bang. :v 

Ah, pokoknya hari ini aku akan berpesta untuk merayakan kebaghagiaanku ini! :D

"Wah, mau pesta apa, bos? Ajak-ajak dong. :D" Pestanya adalah tidur di bawah jam 12 malam. :v

"Yaelah, jangan ngajak-ngajak dah, bos. Ane masih perawan tingting. wkwkwk" Siapa juga yang mau ngajak, siapa juga yang peduli ente masih perawan. -__-"


Sandra Dewa

Minggu, 18 Januari 2015

Day Diary (18 Januari 2015)


Halaman Mesjid Agung Bandung yang akrab dengan sapaan "Alun-alun Bandung" yang baru diperindah oleh Ridwan Kamil, membuat jalanan di sekitarnya terserang kemacetan saat aku melintasinya tadi sore. 

"Hunting foto bareng Jangkis di Alun-Alun Bandung, Kak?" Engga, Jangkis sedang mengalami kelelahan akut, aku berangkat bersama "Vega", si kuda besi tuaku. 

Aku hanya sekedar lewat di Alun-Alun Bandung, tujuan utamaku memang bukan untuk melihat karya dari orang nomor satu di Bandung tersebut, tetapi melihat orang yang menghasilkan karyanya, kebetulan beliau sedang mengisi acara di toko buku Gramedia, jalan merdeka, Bandung. :)

Suasana Acara (Foto diambil sambil jinjit, jadi ngeblur)


Hari ini adalah launching buku #TETOT "Aku, Kamu, dan Media Sosial", buku kedua dari Ridwan Kamil yang diterbitkan oleh Penerbit Stigma. Buku #TETOT berisi kisah-kisah inspiratif yang mengambil sumber materinya dari beberapa tweet kang Emil.

Ternyata, animo masyarakat sangat luar biasa untuk menghadiri acara ini, bahkan hanya untuk memarkirkan motor saja aku harus menunggu motor-motor lain keluar terlebih dahulu. -___-"

Alhasil, aku gagal tepat waktu.
Alhasil, aku gagal mendapatkan tempat duduk.
Alhasil, aku berdiri di belakang penonton lain yang berdiri juga.
Alhasil, aku melipir ke rak buku sastra.Alhasil, aku baca buku gratis.
Alhasil, aku pulang saja agar uang parkirnya tak mahal.


Alhasil, ini puisi ataukah curhat?


Apa yang kulakukan, dibelakangmu? (Sambil nyanyi lagu Peterpan)



"Elu curhat itu..." Curhat yah? Yaudah lah engga apa, gue kan manusia, sang makhluk rasa.  Manusia butuh mencurahkan isi hatinya agar dapat tepat hidup sentausa. :') 

Ada beberapa hal unik yang aku temukan dalam acara ini, ternyata
menjadi gelandangan dan pengemis di Bandung harus bangga, karena Satpol PP Bandung ternyata juga ikut menjaga kang Emil.

Aku pikir kang Emil mau dirajia Satpol PP. wkwkwk :v

Sebetulnya ada polisi juga yang turut hadir dalam acara ini, tetapi sang polisi ternyata acuh terhadap kharisma kang Emil yang hampir membuat semua mata di lokasi acara tergoda untuk berdesak-desakan, demi membingkai wajah wali kota Bandung dalam foto selfienya. :v

Ada yang tahu sang polisi sedang apa?

"Baca buku?" Betul, polisi yang bertugas tersebut malah asyik membaca buku, bahkan "Novel Cinta". :D

Berhubung sudah terlalu banyak polisi yang mendadak famous gara-gara pemberitaan di media sosial, jadi aku putuskan secara sepihak tidak akan memotret polisi tersebut. Agar karir polisi tersebut tidak berakhir menjadi pedagang bubur. #eh :v

"Tapi menjadi pedagang bubur adalah pekerjaan yang famous juga, bos. Tukang bubur kan bisa naik haji." Hahaha, tapi yang jadi tukang buburnya hilang juga tuh. :v

Setelah tidak terpuaskan dalam menikmati acaranya, aku pun melipir ke rak buku sastra. Membaca singkat beberapa buku, lalu aku pulang, bukan karena bosan tetapi agar bayar parkirnya tidak terlalu mahal. :v

"Dikau menggemarkan sosok kang Emil, bung?" Bukan menggemarkan, melainkan menginspirasikan pola berpikir dan pola bertindak beliau dalam kehidupanku. Untuk menggemarkan, aku rasa tidak, karena beliau hanya manusia biasa sama sepertiku. :)

Jadi, selama ini aku mengalalisis dan mencermati sosok kharismatik sang wali kota Bandung, Ridwan Kamil. Menurutku, untuk terlihat keren seperti kang Emil di Indonesia sangatlah mudah. :)

Kuncinya hanyalah satu: Menaati aturan!


Di Indonesia, orang yang menaati aturan adalah orang-orang yang terlihat keren, hal ini dikarenakan sangat sedikit orang yang mau menaati aturan. Bahkan orang yang menaati aturan kini menjadi orang yang anti-mainstream. :D

Aturan hidup yang diberikan oleh Tuhan, sudah tentu menjadi aturan utama yang harus ditaati demi tercapainya tujuan hidup di dunia. Bahkan, orang-orang yang menaati aturan Tuhan juga akan keren loh, soalnya orang-orang yang tidak keren akan berkata seperti ini:

"Wih, anak sholeh tapi bukan anak bapak Sholeh."
"Orang alim, euy."
"Assalamualaikum, ustad."  

Keren kan dipanggil seperti itu? Tanpa punya bapak bernama Sholeh, kita akan menjadi anak sholeh. Tanpa harus mematangkan diri di pesantren, kita bisa dipanggil orang alim. Tapi ingat, dipanggil aja. :D

Aturan lain yang harus ditaati adalah aturan yang dibuat oleh manusia demi kemaslahatan bersama, seperti aturan-aturan di jalan raya yang paling sering dilanggar oleh masyarakat. Jadi, kalau kita mau menjadi orang keren di jalan, cukup ikuti aturan main yang diberlakukan, dijamin kita akan terlihat keren. Tapi ingat, cuma terlihat. :)

Mengapa aku mengingatkan bahwa hanya cuma dipanggil dan cuma terlihat? Hal ini dikarenaka kita akan menjadi keren apabila mesin penggerak untuk keren dalam diri kita juga sudah bekerja sendiri. Perintah dan ajakan dari orang lain untuk menaati aturan hanyalah berfungsi sebagai prime mover alias penggerak mula, hanya sekedar pemantik api yang digunakan untuk membakar obor. :)

Itulah cara ampuh untuk menjadi keren ala dirimu sendiri. Oh iya ada satu lagi tips yang tidak boleh terlewatkan. Kalau mau menaati aturan di jalan, jangan lupa berdoa! :D

"Berdoa supaya Allah menjaga kita agar tetap selamat dari berbagai ancaman marabahaya yah, Kak?" Itu sudah pasti, Kek. Tapi yang aku maksud bukan berdoa untuk hal yang lainnya.

"Emang apa berdoa untuk hal yang lainnya itu, bro?" Berdoalah agar ada CCTV yang merekamu saat menaati aturan di jalan, berdoalah agar ada orang iseng yang mengupload videomu tersebut di internet, berdoalah agar videomu ditonton dan disukai banyak orang, berdoalah juga agar kamu bisa terkenal sebagai orang yang keren. Aamiin. :D

Tapi yang paling penting, berdoalah agar kamu diberikan kemampuan untuk bisa menaati aturan, karena menaati aturan adalah kemerdekaan. :D

"Kemerdekaan?" Ya, kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Jadikan menaati aturan sebagai hak, agar kita tidak berat hati untuk memenuhi hak-hak hidup kita sendiri. Aku juga akan terus berjuang memenuhi hak-hakku. :D

Sandra Dewa